Seiring
berkembangnya teknologi di dunia, maka pengembangan sistem computer
perpustakaan dari yang manual untuk mengikuti perkembangan zaman maka perlu
untuk dikembangkan menjadi suatu system yang berbasis otomasi sistem. System
ini memudahkan para pengguna yaitu khususnya para pengelola perpustakaan untuk
lebih mempermudah system peminjaman,pengembalian,serta pendataan buku deng
otomatis. Otomasi System juga berkaitan dan berhubungan dengan sistem komputer
perpustakaan berbasis internet atau yang sering disebut digital library atau
yang dinamakan Perpustakaan Modern. Pengertian sistem otomasi perpustakaan
disini adalah memanfaatkan komputer dan sarana teknologi lainnya secara terpadu
untuk beragam aktifitas rutin di perpustakaan (pengadaan, pengolahan, pelayanan
penelusuran dan transaksi sirkulasi) dalam rangka meningkatkan mutu layanan
perpustakaan.
Perpustakaan
Modern didefinisikan sebagai elektronik perpustakaan, yang dimana bisa di
artikan bahwa Perpustakaan Modern adalah kombinasi dari layanan, arsitektur,
seperangkat sumber daya informasi, database teks, angka, grafik,suara,
video, dll, satu set alat dan kemampuan untuk menemukan, mengambil dan
memanfaatkan informasisumber daya yang tersedia (Borgman, 2000). Adapun
definisi lain Perpustakaan Modern adalah : Sebuah perpustakaan digital adalah
layanan informasi di mana semua sumber daya informasi yang tersedia dalam
bentuk processable komputer dan fungsi akuisisi, penyimpanan, pelestarian,
pengambilan, akses dan tampilan dilakukan melalui pengguna teknologi digital
(Oppenheim dan Smithson, 1999,97)
Menurut
IEEE Workshop on Intelligent Access to On-line Digital Libraries (Gradney et
al., 1994). Sebuah Perpustakaan Modern adalah satu himpunan komputasi digital,
penyimpanan mesin komunikasi bersama dengan konten dan software yang dibutuhkan
untuk mereproduksi, meniru dan memperluas layanan yang diberikan oleh perpustakaan
konvensional berdasarkan kertas dan bahan lain berarti pengumpulan,
katalogisasi, mencari dan menyebarkan informasi.
perpustakaan
modern yang sudah menggunakan sistem otomasi dalam
operasionalnya serta mempunyai koleksi bahan pustaka sebagian besar dalam bentuk format digital yang disimpan dalam arsitektur komputerisasi dan bisa diakses melalui komputer. Koleksi dari perpustakaan digital adalah dokumen digital umumnya terdiri dari lima jenis yaitu teks, gambar, suara, gambar bergerak (video), dan grafik. Hal-hal yang mendasari perancangan perpustakaan digital diantaranya adalah Knowledge society, Knowledge management, Knowledge Creation, dan Knowledge Management System. Rancangan dasar dari perpustakaan digital meliputi dua bidang yaitu digitalisasi dokumen dan pembangunan basis data.
operasionalnya serta mempunyai koleksi bahan pustaka sebagian besar dalam bentuk format digital yang disimpan dalam arsitektur komputerisasi dan bisa diakses melalui komputer. Koleksi dari perpustakaan digital adalah dokumen digital umumnya terdiri dari lima jenis yaitu teks, gambar, suara, gambar bergerak (video), dan grafik. Hal-hal yang mendasari perancangan perpustakaan digital diantaranya adalah Knowledge society, Knowledge management, Knowledge Creation, dan Knowledge Management System. Rancangan dasar dari perpustakaan digital meliputi dua bidang yaitu digitalisasi dokumen dan pembangunan basis data.
Proses
perancangan Perpustakaan Digital meliputi Struktur rancangan, konfigurasi
six-ware (software, hardware, netware, dataware, brainware, environmentware),
implementasi, dan evaluasi seluruh jaringan. Standarisasi Perpustakaan Digital
meliputi six-ware, koleksi digital, pengumpulan konten digital, proses scanning, inisial penamaan unit, isi file, tatanama file dan folder, keamanan koleksi digital, peminjaman koleksi digital, dan pertukaran data. Beberapa masalah dalam Perpustakaan Digital diantaranya ialah dalam digitalisasi dokumen dan masalah hak cipta.
meliputi six-ware, koleksi digital, pengumpulan konten digital, proses scanning, inisial penamaan unit, isi file, tatanama file dan folder, keamanan koleksi digital, peminjaman koleksi digital, dan pertukaran data. Beberapa masalah dalam Perpustakaan Digital diantaranya ialah dalam digitalisasi dokumen dan masalah hak cipta.
Rancangan
Desain Perpustakaan Modern
A.
Konsep
Makro
\Konsep
makro yang diterapkan pada interior ‘C2O Library. Cinematheque. Cafe’ bersumber
pada penyelesaian permasalahan yang
terjadi pada objek desain. Dari analisa yang dilakukan terdapat dua aspek
permasalahan yang harus diselesaikan yaitu aspek identitas objek desain dan
aspek kenyamanan. Pada skema konsep desain, Post Modern merupakan langgam yang dapat menjawab kedua
permasalahan tersebut. Langgam Post Modern memiliki beberapa ciri khusus.
Diantara ciri tersebut dipilih ciri yang dapat
menjawab permasalahan pencitraan dan kenyamanan
objek desain yaitu :
- Post Modern sebagai konsep pencitraan Ciri
Ideologis Popular Pluralist
-
Tidak terkait oleh aturan atau kaidah
tertentu, tetapi mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Ciri
Stylistic Pro Organik and apllied ornament
- Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup
dan dekoratif Pemilihan ciri tersebut didasarkan pada perwujudan identitas yang dapat mewakili
visi & misi objek desain sebagai ruang publik untuk berinteraksi sosial
secara cerdas yang dikemas unik dengan menggabungkan nilai edukasi dan
entertainment didalamnya. Selain itu kedua ciri tersebut memperlihatkan sisi
fleksibilitas dan kedinamisan yang dapat mewakili karakter generasi muda dan
kreatif dari pengguna C2O Library.Cinematheque.Cafe. Konsep Pencitraan dengan
langgam post modern akan dimunculkan dalam interior ruangan untuk membentuk
suasana melalui bentukan furniture,elemen estetis, pemilihan material dan
konsep warna pada tiap ruang.
•
Post Modern sebagai konsep kenyamanan Ciri ide rancangan Post Modern space -
Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu
sendiri. Difokuskan pada rancangan spatial interpretation, dimana dua atau
lebih ruang dapat digabung secara overlap dan saling bertemu.
Aliran
post modern space mencoba mendefinisikan ruang lebih dari sekedar ruang abstrak
dan menghasilkan arti ganda, keanekaragaman dan kejutan. Pemilihan konsep
kenyamanan dengan menggunakan ciri ide rancangan Post Modern Space
didasarkan pada sifatnya yang memberi
keleluasaa pada ruang tanpa membuat batasan yang masif dan bersifat kaku.
Hal tersebut dapat membentuk interpretasi tersendiri pada
pengguna yang dapat menghapus kesan kaku dan formal pada perpustakaan.
Dengan pembentukan suasana yang berbeda
dalam satu ruang melalui komponen ruang
itu sendiri dapat memberi kesan leluasa fleksibel dan dinamis pada ruangan.
B. Konsep Mikro
1. Konsep Post
Modern merupakan kebalikan dari modern, dengan
kata lain Post Modern berlandaskan pada teori deskonstruktive. Dalam langgam
post modern, bentukan yang digunakan lebih bersifat acak dan tidak wajar.
Banyak digunakan bentukan yang berkesan flekseksibel dengan lengkungan,
geometri, kurva dan garis – garis non fungsional. Dari bentukan yang fleksibel
tersebut membuat bangunan Post Modern lebih dinamis. Bentukan tersebut tidak
selalu bersifat struktural, seringkali bersifat dekoratif dengan perulangan,
menggunakan warna dan material bangunan yang inovatif. Apabila bentukan dasar dari Post Modern dikaitkan dengan kebutuhan
dari objek desain maka akan dapat ditarik konsep dari penentuan pola bentuk, antara lain :
Bentukan
tersebut memiliki ciri yang dapat mewakili kebutuhan dari objek desain baik
yang bersifat identitas maupun kenyamanan yaitu :
1. Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup
yang sesuai dengan karakteristik pengunjung yang mayoritas generasi muda.
2. Memiliki estetika pola perulangan, berkelanjutan,
bentukan asimetris dan lengkung yang berkesan bebas.
3.
Merupakan perwujudan bentuk dari
post modern yang fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan/situasi
sekitarnya.
2. Konsep Warna
Warna merupakan komponen penting yang tidak
dapat dipisahkan dari pembentukan konsep ruang. Penggunaan warna yang tepat
untuk bangunan pendidikan, seperti sekolah dan perpustakaan, dapat meningkatkan
aktivitas didalamnya. Konsep warna yang diterapkan adalah adalah konsep warna
yang dapat menjawab permasalahan dari aspek kenyamanan dan identitas.
Untuk penjabaran penerapannya sebagai berikut:
Warna dalam aspek
kenyamanan
•
Warna yang dapat memberi efek aktif Warna yang digunakan adalah warna-warna
hangat yang dapat memberi stimulus untuk meningkatkan aktivitas dan lingkungan
yang cerah.
• Warna yang dapat memberi efek relaksasi
Warna yang digunakan adalah warna-warna dingin yang cenderung memberi efek
damai, menenangkan, menyegarkan dan privat.
•
Warna pemantul cahaya Warna yang digunakan adalah warna dengan kemampuan
memantulkan cahaya yang baik sehingga membantu efisiensi penyebaran cahaya
alami untuk interior, memberi kenyamana saat membaca dan beraktifitas.
• Warna dalam aspek identitas Warna identitas :
Warna yang dapat mewakili visi dan misi serta mewakili image dari pangsa pasar
C2O yang mayoritas anak muda. Warna yang digunakan adalah warna gradasi dari
hangat ke dingin yang memberi efek dinamis.\
Dalam
desain interior perpustakaan, perencanaan desain interior ruang dan pembentukan
suasana ruang sangat penting agar dapat memberikan kenyamanan, atmosphere
belajar yang menyenangkan dan dapat mempengaruhi psikologi pengguna sehingga
minat bacanya meningkat.
Salah
satu faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca di masyarakat adalah kurang
terakomodasinya fasilitas-fasiitas penunjang di perpustakaan yang mempengaruhi
ketertarikan dan animo terhadap keberadaan perpustakaan. Oleh karena itu dalam
sebuah perpustakaan perlu dihadirkan fasilitas penunjang yang bersifat
menghibur namun tetap dikemas dalam nuansa edukasi sehingga menarik animo dari
masyarakat untuk datang membaca di perpustakaan.
Paradigma
masyarakat mengenai perpustakaan yang terkesan membosankan, kaku dan formal
tidak mutlak dapat diselesaikan melalui perencanaan konsep interior, namun
sedapat mungkin dari perancangan desain interior ini ditemukan alternatif
konsep desain dengan mengusung konsep Post Modern sebagai solusi mengatasi
kekakuan pada perpustakaan. Suasana yang diusung berkesan santai, nyaman,
hangat dan kekeluargaan sehingga pengguna perpustakaan dapat merasa nyaman
dalam berktivitas.
Fenomena
kurangnya minat baca banyak terjadi pada generasi muda, sehingga untuk
meningkatkan kembali minat baca tersebut dimunculkan interior dengan pendekatan
konsep Post Modern yang bebas, kreatif, dan out of the box sesuai dengan
karakteristik generasi muda.
Perpustakaan
digital adalah sarana untuk mengelola pengetahuan atau informasi dalam format
digital yang memungkinkan antarmuka pengguna secra interaktif dan mendukung
pengajaran, riset dan pendidikan seumur hidup.
Ruang
Terpilih – Perpustakaan dan Ruang Baca
Pada area ini konsep Perpustakaan Modern
diterapkan melalui konsep warna dan bentukan dari elemen interiornya.
Bentukannya mengambil bentukan dengan lengkung yang bersifat fleksibel dan
bebas. Pada area e-kios terdapat sofa dengan warna terang yang menjadikan sofa
tersebut sebagai point of view. Perbedaan lantai antara area ekios dengan area
baca sebagai pemisah ruang semu yang berguna untuk membedakan fungsi ruangnya
tanpa harus membuat dinding penyekat. Dengan penerapan lantai ini secara tidak
langsung membuat ruangan menjadi lebih luas dan tetap terbagi berdasarkan
fungsinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar